Sunday 22 September 2013

KONSEP DASAR PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK



KONSEP DASAR PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
A.    Hakikat Pertumbuhan dan Perkembangan

Dalam kehidupan anak ada dua proses yang berlangsung yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Kedua proses ini berlangsung secara interdependensi yaitu saling bergantungan satu sama lainnya.  Proses ini terjadi  semenjak masa konsepsi atau saat bertemunya dua sel telur dengan sperma pada suatu organisme yang tumbuh dan selalu berkembang. Kedua sel tersebut akhirnya membelah diri dan berdiferensiasi untuk menghasilkan tulang-tulang, syaraf, otot, usus, otak dan bagian-bagian tubuh lainnya. Setelah kurang lebih Sembilan bulan dalam kandungan ibu, organisme yang baru tumbuh akhirnya menjadi bayi yang sempurna yang siap lahir ke dunia dengan perangkat keterampilan hidup minimal, seperti bernapas, bergerak, menangis, menyusu, dan lain-lain.
Setelah lahir dan berintekrasi dengan lingkungan sekitarnya, ia selalu mengalami berbagai perubahan, baik psikis dalam bentuk perilaku dan keterampilan ataupun perubahan dalam bentuk fisik. Kedua proses tersebut saling mempengaruhi dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, namun kedua proses perubahan itu dapat dibedakan untuk memperjelas pengertian atau penggunaannya. Pengertian pertumbuhan dan perkembangan sama-sama mengarah pada suatu perubahan. Dalam merumuskan pengertian pertumbuhan dan perkembangan para ahli berbeda pendapat, ada ahli yang menyatakan bahwa antara pertumbuhan dan perkembangan, keduanya seakan-akan sama artinya  dan ada ahli lain menyatakan bahwa perkembangan digunakan untuk menyatakan perubahan-perubahan dalam aspek psikis , sedangkan pertumbuhan digunakan untuk perubahan-perubahan dalam aspek fisik atau jasmaniah.
Bjorklund Bjorklund (dalam Wahab, 1998/1999) mengemukakan bahwa perkembangan menyangkut perubahan :
Pertama, perubahan dalam arti perkembangan terutama berakar pada unsure biologis. Misalnya seorang anak yang berlatih menari menjadi terampil menari, anak yang belajar menulis dan membaca menjadi terampil menulis dan membaca, anak yang belajar berhitung menjadi terampil berhitung atau anak yang belajar menyanyi menjadi terampil dalam bernyanyi, dan lain-lain.
Kedua, perkembangan mencakup perubahan baik struktur maupun fungsi. Perubahan dalam struktur biasanya menunjuk kepada perubahan fisik baik dalam hal ukuran ataupun dalam hal bentuknya (seperti perubahan lengan, kaki, otot, jaringan saraf, ataupun bagian-nagian tubuh lainnya), sedangkan perubahan fungsi lebih mengacu kepada perubahan aktivitas yang secara intern yang terdapat dalam unsur fisik (seperti kelenturan otot, keterampilan bergerak, kemampuan berpikir, reaksi emosional, dan perubahan-perubahan sejenis lainnya.)
Ketiga, perubahan dalam arti perkembangan bersifat terpola, teratur dan terorganisasi dan dapat diprediksi. Ini berarti yang yang secara normal perkembangan individu mengikuti pola-pola tertentu yang sudah diketahui dan dapat diramalkan. Misalnya : seseorang anak baru bisa duduk setelah bisa menelungkup, akan merangkak setelah duduk, akan berjalan setelah merangkak.
Keempat, perubahan dalam perkembangan bersifat unik bagi setiap individu, dalam arti terjadinya variasi individual dalam perkembangan anak setiap saat, yang melibatkan berbagai unsure yang saling berpengaruh satu sama lain.
Kelima, perubahan dalam arti perkembangan dapat berlangsung sepanjang hayat, dimulai semenjak masa konsepsi sampai meningal dunia, yang tidak terbatas sampai mas aremaja seseorang.
Dari beberapa pengertian yang telah dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa perkembangan itu dapat didefenisikan sebagai perubahan  organisme ( individu) baik dalam perubahan fisik maupun perubahan dalam psikis yang mengacu pada bertambah kompleksitas yaitu perubahan dari suatu yang sangat sederhana kepada suatu yang lebih rumit dan rinci, yang semuanya berlangsung secara teratur dan terorganisasi yang berlangsung sepanjang hayat dari individu.
Pertumbuhan (growth) dapat diartikan sebagai proses perubahan dalam aspek jasmaniah, seperti bertambahnya tinggi dan berat badan seseorang, berubahnya struktur tulang, proporsi badan, semakin sempurnanya jaringan syaraf dan lain-lain. Dengan arti kata perubahan dalam pertumbuhan bersifat kwantitatif yang mengacu pada perubahan fisik yang dialami individu sebagai hasil dari proses pematangan dari fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal bagi orang yang sehat dalam periode waktu tertentu.
Pertumbuhan jasmani dapat diteliti dengan mengukur berat badan, panjang dan ukuran lingkatran, misalnya lingkar kepala, dada, pinggul dan lengan. Dalam pertumbuhan setiap bagian tubuh mempunyai perbedan tempo kecepatan misalnya, pertumbuhan alat-alat  kelamin berlangsung paling lambat pada masa kanak-kanak, dan menjadi lambat pada akhir masa kanak-kanak dan relative berhenti pada masa pubertas.

B.     Konsep Anak Sebagai Totalitas

Anak adalah makhluk hidup (organisme) yang utuh, yang merupakan suatu kesatuan dari keseluruhan aspek fisik dan psikis yang terdapat dalam diri anak.
Wahab (1998/1999) memandang konsep anak sebagai suatu totalitas sekurang-kurangnya mengandung 3 pengertian, yakni:
a)      Anak adalah makhluk hidup (organisme) yang merupakan suatu kesatuan dari keseluruhan aspek yang terdapat dalam diri anak,
b)      Dalam kehidupan dan perkembangan anak yang saling terjalin satu sama lain,
c)      Anak berbeda dari orang dewasa, bukan sekedar fisik, tetapi secara keseluruhan.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa adanya keterjalinan yang kuat antara satu aspek dengan aspek lainya, maka sebagai pendidik harus dapat memahami dengan baik. Misalnya anak yang mengalami gangguan fisik akan mengakibatkan gangguan psikis. Misalnya anak yang sakit fisik ( sakit gigi, sakit kepala dapat menimbulkan kurang konsentrasi, cemas dan marah. Sebaliknya gangguan psikis akan mengakibatkan gangguan fisik (psikosomatik, seperti magh, bronchitis). Demikian juga apabila anak merasa terganggu salah satu anggotanya, misalnya anak yang cacat dapat menyebabkan malu, rendah diri.
Anak yang dimarahi oleh orang tuanya dapat menghilankan selera makan, guru yang mempermalukan anak dihadapan teman-temannya, mukanya akan menjadi merah dan lain-lain.
Oleh sebab itu, baik guru ataupun orang tua hendaklah bijaksana dalam menghadapi anak, janganlah memukul anak jika dia tidak mau belajar, bekerja dan sebagainya. Tetapi perlakukanlah anak dengan cara yang wajar agar dia berkembang dengan baik, karena terganggunya salah satu aspek pada organisme, perkembangannya juga akan terganggu, karena adanya keterkaitan dan keterpaduan yang kuat dalam proses kehidupan anak.

C.    Prinsip- prinsip Perkembangan
Anak sebagai individu mengalami perkembangan yang tak pernah henti-hentinya.  Pemahaman yang baik tentang perkembangan anak, akan membantu pendidik untuk memberi perlakuan yang benar kepada anak – anak. Perkembangan anak pada dasarnya merupakan perubahan-perubahan yang terjadi dalam seluruh aspek yang ada dalam diri anak, seperti aspek fisik, aspek sosisal, aspek emosi, kognitif ( berfikir ) maupun aspek spiritual. Di dalam perkembangan tersebut terdapat berbagai aturan-aturan tertentu yang disebut dengan prinsip-prinsip perkembangan. Berbagai prinsip – prinsip perkembangan tersebut tersebut, yaitu sebagai berikut:
a.       Perkembangan adalah proses yang tak berakhir
Manusia akan berkembang, berubah dan dipengaruhi terus oleh pengalaman sepanjang hayatnya, baik dalam aspek fisik maupun dalam aspek psikis dan sosialnya. Perkembangan ini terjadi dalam proses yang tidak berakhir ditandai dengan tercapainya kematangan fisik. Perkembangan adalah proses yang berkesinambungan, mulai dari kelahiran berlanjut ke masa dewasa sampai usia tua. Misalnya,  saat usia dini  yang ketika baru lahir nampak seperti makhluk yang  tidak berdaya yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk tidur, makan, atau menangis; ketika sudah sekolah, anak-anakpun mengalami kemajuan dari pengendalian diri yang sederhana sampai ke suatu kemampuan untuk memulai suatu kegiatan serta melakukannya. Selama di sekolah dasar, anak-anak belajar kemampuan untuk dihargai masyarakat; dan masa remaja masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa; serta masa dewasa, seseorang mengikat diri pada suatu pekerjaan dan banyak yang menikah yang merupakan masa yang paling produktif; dan masa Tua terjadi penurunan kekuatan fisik membatasi kegiatan orang yang lebih tua, penyakit yang melemahkan dapat membuat orang merasa tak berdaya.
b.      Setiap anak bersifat individual dan berkembang sesuai dengan perkembangannya
Dalam prinsip ini, tidak semua anak yang sama usianya mempunyai perkembangan yang sama, karena anak bersifat individual yang bebeda antara yang satu dengan yang lain. Perolehan perkembangan bervariasi untuk setiap anak, termasuk untuk keberfungsian semua aspek perkembangan dalam diri anak. Karena setiap anak memiliki tingkat penguasaan yang bervariasi, ada yang cepat, lambat, sedang dan lain-lain, dan semua itu ditentukan oleh factor bawaan dan pengaruh belajar yang dimiliki anak.
Setiap anak adalah seorang pribadi unik dengan pola dan waktu pertumbuhan bersifat individual, sebagaimana halnya untuk kepribadian, temperamen, gaya belajar, latar belakang dan pengalaman keluarga. Semua anak memiliki kelebihan, kebutuhan-kebutuhan, dan minat-minat masing-masing. Sejumlah anak mungkin memiliki kebutuhan belajar dan perkembangan yang khusus. Pemahaman tentang keragaman yang luas bahkan pada anak-anak usia yang sama, hendaknya mengantarkan kepada kesadaran bahwa usia anak hanyalah sebuah gambaran kasar untuk kemasakan perkembangan anak.
Pengakuan bahwa keragaman individual bukan hanya diharapkan tapi juga dihargai, menuntut kita sebagai orang dewasa ketika berinteraksi dengan anak-anak memperlakukan mereka secara tepat dengan keunikannya masing-masing. Pengakuan ini menuntut kita untuk tidak menganggap anak hanya sebagai anggota kelompok usia, kemudian mengharapkan mereka untuk menampilkan tugas-tugas perkembangan kelompok usia tersebut tanpa mempertimbangkan keragaman kemampuan adaptasi setiap individu anak.  Memiliki pengharapan tinggi terhadap anak adalah penting, tetapi memiliki harapan-harapan yang kaku menurut norma kelompok tidak mencerminkan kenyataan yang terjadi bahwa adanya perbedaan yang nyata dalam perkembangan dan belajar individual anak dalam tahun-tahun awal kehidupan. Harapan norma kelompok dapat memberi dampak yang sangat merusak terutama untuk anak-anak dengan kebutuhan perkembangan dan belajar yang khusus.
c.       Semua aspek perkembangan saling berkatan
Aspek perkembangan anak yang berupa perkembangan fisik, sosial, emosi, kognitif, dan spiritual saling berhubungan erat satu sama lain. Perubahan dalam satu aspek mempengaruhi dan dipengaruhi oleh aspek lain. Perkembangan dalam satu aspek dapat membatasi atau memfasilitasi perkembangan pada aspek-aspek lainnya. Anak yang secara fisik berkembang sehat, akan cendrung menunjukkan konsepsi diri yang positif, dan konsepsi diri yang positif akan berpengaruh positif terhadap perkembangan belajarnya dan sebaliknya.
Disebabkan oleh aspek-aspek perkembangan anak tersebut berhubungan satu sama lain, maka pendidik harus menyadari betul hal ini dan menggunakan kesadaran ini untuk mengorganisasikan pengalaman-pengalam belajar anak, membantu anak-anak berkembang secara optimal dalam semua dimensi perkembangan dirinya. Sebagai pendidik, misalnya, kesadaran akan adanya hubungan antar semua bagian perkembangan ini, bermanfaat untuk perencanaan kurikulum untuk berbagai kelompok usia anak. Untuk anak-anak usia sekolah dasar perencanaan kurikulum diarahkan sebagai usaha-usaha untuk membantu anak-anak mengembangkan pemahaman-pemahaman konseptual yang dapat diaplikasikan pada mata pelajaran yang dipelajari.


d.      Perkembangan itu terarah dan dapat diramalkan
Prinsip ini berarti:
Ø  Bergerak dari kepala ke kaki dari dalam keluar
Ø  Bergerak dari struktur ke fungsi
Ø  Bergerak dari yang umum ke khusus
Ø  Bergerak dari yang konkret ke abstrak
Ø  Bergerak dari egosentris ke perspektif menuju pemahaman
Ø  Bergerak dari heteronom ke otonom
Ø  Bergerak spiral kearah tujuan
Perkembangan anak berlangsung dalam sebuah tahapan yang relatif teratur di mana kemampuan-kemampuan, keterampilan-keterampilan, dan pengetahuan-pengetahuan lanjut anak terbangun atas kemampuan-kemampuan, keterampilan-keterampilan, dan pengetahuan-pengetahuan anak sebelumnya. Riset-riset perkembangan manusia menunjukkan bahwa tahapan-tahapan pertumbuhan dan perubahan anak usia 9 tahun pertama rentang kehidupan relatif stabil dan dapat diprediksikan tahapannya
Perubahan-perubahan yang dapat diramalkan ini terjadi pada semua bagian perkembangan seperti perkembangan fisik, perkembangan emosi, perkembangan sosial, perkembangan bahasa, dan perkembangan kognitif. Pengetahuan mengenai perkembangan yang khas untuk setiap rentang usia anak membantu para orangtua atau pendidik untuk mempersiapkan lingkungan belajar dan merencanakan tujuan-tujuan kurikulum yang reaslistik dan pengalaman-pengalaman belajar yang tepat menurut perkembangan anak.

D.  Faktor kematangan dan Pengalaman dalam perkembngan anak
Pembawaan dan lingkungan adalah faktor-faktor yang penting dalam perkembangan individu. Interaksi antara faktor tersebut dipengaruhi arah dan laju perkembangan. Konsep lain yang berkaitan dengan perkembangan adalah kematangan. Kematangan (maturation) ialah kondisi siap/kesiapan suatu fungsi kehidupan baik fisik maupun psikis untuk berkembang atau melakukan suatu kegiatan. Bagaimanapun kayanya pembauran dan baiknya lingkungan/fasilitas yang tersedia, namun bila belum mencapai kematangan, maka fungsi dari kehidupan belum dapat berkembang. Kematangan akan menimbulkan suatu perubahan dalam kehidupan seseorang. Kematangan (maturation) merupakan urutan pertumbuhan yang dialami individu secara teratur dan bertahap yang ditentukan oleh rancangan genetiknya (wahab, 1999). Berdasarkan batasan ini kematangan dipandang sebagai suatu pembauran yang merupakan warisan biologis organisme yang dibawa sejak lahir.
Proses belajar yang dilaksanakan sebelum tercapainya kematangan akan menimbulkan aspek psikologis negatif pada anak. Di antara efek psikologis negatif yang mungkin timbul adalah perasaan kecewa yang menyebabkan hilangnya kepercayaan kepada kemampuan diri sendiri. Menimbulkan perasaan gagal, tidak mampu, dan lain-lain. Dalam hal ini kaum naaturasionistis mengakui bahwa kondisi lingkungan yang ekstrien dapat menyebabkan gangguan terhadap proses perkembangan anak secara optimal ,tetapi mereka juga menyakini bahwa kecenderungan-kecenderungan dasar pertumbuhan dan perkembangan individu telah terpola secara genetik.
Sebaliknya karena kaum enviromentalistis menekankan pentingnya pengalaman dalam perkembangan anak. Disini unsur genetic sekedar mewariskan potensi dasar, bagaimana ia tumbuh dan berkembang sangat bergantung kepada makanan, gizi, perawatan medis, latihan, pendidikan yang diterima dari lingkungan. Artinya lingkungan dipandang sebagai faktor yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak.
Disamping adanya dua aliran diatas, ada aliran yang mempercayai bahwa didalam perkembangan anak dipengaruhi oleh dua factor yaitu factor pembawaan dan factor lingkungan , aliran ini disebut dengan konfergensi berpendapat bahwa pembawaan dan lingkungan memegang peranan penting dalam kehidupan anak. Mereka beranggapan bahwa kemiripan-kemiripan yang terdapat pada anak dengan orangtua, tidaklah berakar pada dasar atau keturunan, melainkan juga berakar pada lingkungan dengan jalan meniru, terutama dalam kemiripan sikap dan perilaku.



DAFTAR PUSTAKA

Allen, Eileen dan Lynn R. Marotz. 2010. Profil Perkembangan Anak. Jakarta: PT Indeks
Darnis, Arief dan Khairanis. 2000. Perkembangan dan Belajar Peserta Didik. Padang: DIP Universitas Negeri Padang.
Sunarto dan Agung Hartono. 1994. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Departemen Pendidikan dan kebudayaan.

     
           

4 comments:

  1. mbak maksih y atas postingnya,,, ini bisa membantu tugas saya...
    btw background blog kta sama lo,,, salam kenal ya

    ReplyDelete
  2. mbak maksih y atas postingnya,,, ini bisa membantu tugas saya...
    btw background blog kta sama lo,,, salam kenal ya

    ReplyDelete