HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN FILSAFAT
PENDIDIKAN, AGAMA DAN KEBUDAYAAN
A.
Hubungan
Filsafat dengan Agama
Agama merupakan pernyataan pengharapan manusia dalam
dunia yang besar atau jagat raya, karena ada jalan hidup yang benar yang perlu
ditemukan. Manusia menjadi penganutnya yang setia terhadap agama karena manurus
keyakinannya agama telah memberikan sesuatu yang sangat berharga bagi hidupnya
yang tidak mungkin dapat diuji dengan pengalaman maupun oleh akal sepert halnya
menguji kebenaran sains dan filsafat karena agama lebih banyak menyangkut
perasaan dan keyakinan.
Agama
merupakan sesuatu yang ada, karena keberadaanya itulah makanya agama dikatakan
pengkajian filsafat. Landasan agama atau tauhid meurupakan landasan utama yang
perlu diperhatikan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk keselamatan
di dunia dan menjadi bekal di akhirat nanti. Misalnya dalam melaksanakan proses
pendidikan dan pembelajran bagi anak didik, dimana landasan tauhid dan spritual
keagaaan ini menyangkut dengan hakikat menusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan.
Oleh karena itu pendidikan dan pembelajaran yang harus dilakukan harus mengacu
pada pembentukan kepribadian anak didik yang sesuai dengan nilai-nilai aqidah
dan spritual kegamaan yaitu menurut ajaran agama islam. Pandangan filsafat
menurut agama islam tertuang semua pada Al-qur’an yang dijadikan seabgai pegangan
dan pedoman hidup bagi orang-orang yang beriman. Karena dia yakin bahwa
semuanya. Baik hidup, mati, kapan, dan dimanapun ia berada adalah kekuasaan dan
kehendak yang maha kuasa yaitu Allah SWT.
Beberapa
pendapat para ahli tentang hubungan filsafat dengan agama, yaitu:
a) Ada yang mengatakan filsafat dan berpangkal dari wahyu
dari Tuhan konsekuensinya adalah filsafat bukanlah suatu ilmu yang berdiri
sendiri, yang otonom, tidak berdasarkan kodrat akal budi manusia, melainkan
sama sekali tergantung dari dan ditentukan isinya oleh agama. Eksitensi
filsafat menjadi “filsafat agama”, dibagi menjadi dua macam yaitu:
1)
filsafat
agama yang pada umumnya adalah hasil pemikiran dasar-dasar agama yang bersifat
analitis rasional dan kritis, tapi bebas dari ajaran-ajaran agama.
2) filsafat suatu agama atau theology membahas
dasar-dasar yang terdalam tentang suatu agama tertentu, misal theology islam,
pembasannya tidak mempersalahkan kebenaran agamanya karena sepenuhnya diterima
sebagai kebenaran.
b) Ada yang mengatakan yang ada pada kita, yaitu hanya
akal budi manusia saja, sedangkan agama dan kepercayaan mereka dianggap kolot.
Untuk pendapat ini ada aliran filsafat rationalisme dengan tokoh-tokohnya:
·
Rene
Descartes yang terkenal dengan ucapanya “Cogito ergo sum; jepense doncje suis;
sive existo” artinya saya berfikir karena itu saya ada.
·
Benedictus
ce Spinoza. Hanya ada satu substansi yang meliputi segala sesuatu yang
dinamakannya “dues sive substantie” atau “dues sive natura” yang memiliki dua
macam bentuk, yang satu memiliki tanda kekuasaan, yang lain memiliki tanda
kesadaran.
·
Gottfried
Wilhelm Leibnitz. Terkenal dengan ajarannya “monade”, bahwa yang merupakan
kekuatan adalah gaya atau kekuatan.
c) Menurut filsuf Bertrand Russell: “Antara agama
(theologi) dan ilmu pengetahuan terletak suatu daerah yang tak bertuan. Daerah
ini diserang baik oleh agama (theology) maupun oleh ilmu pengetahuan. Daerah
tak bertuan ini adalah filsafat”.
Dimana dapat dikatakan hubungan filsafat dengan agama
diantaranya adalah setiap orang diharapkan merenung dalam hikmah untuk menjadi
proses pendidikan dan usaha-usaha pendidkan suatu bangsa guna mempersiapkan
generasi muda dan warga negara agar beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa. Dan menjadi warga negara sadar dan insaf tentang hidup serta mempunyai
tauladan yang dapat dijadikan perinsip dan keyakinan.
B. Hubungan
Filsafat dengan Filsafat Pendidikan
Hubungan antara filsafat dan filsafat pendidikan sangatlah
penting sebab ia menjadi dasar, arah dan pedoman suatu sistem pendidikan.
Menurut Jalaludin & Idi (2007: 32) filsafat pendidikan merupakan aktivitas
pemikiran teratur yang menjadikan filsafat sebagai medianya untuk menyusun
proses pendidikan, menyelaraskan dan mengharmoniskan serta menerangkan
nilai-nilai dan tujuan yang ingin di capai. Menurut
Jalaludin & Idi (2007: 32) hubungan fungsional antara filsafat dan
teori pendidikan adalah:
1. Filsafat
merupakan suatu cara pendekatan yang dipakai untuk memecahkan problematika
pendidikan dan menyusun teori-teori pendidikan.
2. Filsafat
berfungsi memberi arah terhadap teori pendidikan yang memiliki relevansi dengan
kehidupan yang nyata.
3. Filsafat,
dalam hal ini fisafat pendidikan, mempunyai fungsi untuk memberikan petunjuk
dan arah dalam pengembangan teori-teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan.
Pandangan filsafat pendidikan sama pernaannya dengan landasan
filosofis yang menjiwai seluruh kebijaksanaan pelaksanaan pendidikan. Antara
filsafat dan pendidikan terdapat kaitan yang sangat erat. Filsafat mencoba
merumuskan citra tentang manusia dan masyarakat, sedangkan pendidikan berusaha
mewujudkan citra tersebut. Formula tentang hakekat dan martabat manusa serta
masyarakat terutama di Indonesia dilandasi oleh filsafat yagn dianus bangsa
Indonesia dilandasi oleh fislafat yang dianut bangsa Indonesia yaitu Pancasila.
Pancasila merupakan sumber dari segala gagasan mengenai wujud manusia dan
masyarakat yang dianggap baik, sumber dari agama sumber yang menadi pangkal
serta muara dari setiap keputusan dan tindakan dalam pendidikan dan
pembelajaran.
Filsafat mengadakan tinjauan yang luas mengenai realita, maka
dikupaslah antara lain pandangan dunia dan pandangan hidup. Konsep-konsep
mengenai ini dapat menjadi landasan penyusunan konsep tujuan dan metodologi
pendidik. Disamping itu, pengalaman pendidik dalam menuntut pertumbuhan dan perkembangan
anak akan berhubungan dan berkenaan dengan realita. Semuanya itu dapat
disampaikan kepada filsafat untuk dijadikan bahan-bahan pertimbangan dan
tinjauan untuk memperkembangkan diri. Hubungan filsafat dengan filsafat
pendidikan dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.
Filsafat mempuyai objek lebih luas,
sifatnya universal. Sedangkan filsafat pendidikan objeknya terbatas dalam dunia
filsafat pendidikan saja
2.
Filsafat hendak memberikan pengetahuan/
pendiidkan atau pemahaman yang lebih mendalam dan menunjukkan sebab-sebab,
tetapi yang tak begitu mendalam
3.
Filsafat memberikan sintesis kepada
filsafat pendidikan yang khusus, mempersatukan dan mengkoordinasikannya
4.
Lapangan filsafat mungkin sama dengan
lapangan filsafat pendidikan tetapi sudut pandangannya berlainan.
Dalam menerapkan
filsafat pendidikan, seorang guru sebagai pendidik dia mengharapkan dan
mempunyai hak bahwa ahli-ahli filsafat pendidikan menunjukkan dirinya pada
masalah pendiidkan pada umumnya serta bagaimana masalah itu mengganggu pada
penyekolahan yang menyangkut masalah perumusan tujuan, kurkulum, organisasi
sekolah dan sebagainya. Dan para pendidik juga mengahrapkan dari ahli filsafat
pendiidkan suatu klasifikasi dari uraian lebih lanjut dari konsep, argumen
dirinya literatur pendidikan terutama dalam kotraversi pendidikan
sistem-sistem, pengujian kopetensi minimal dan kesamaan kesepakatan pendidikan.
Brubacher (1950)
mengemukakan tentang hubungan antara filsafat dengan filsafat pendidikan, dalam
hal ini pendidikan bahwa filsafat tidak hanya melahirkan sains atau pengetahuan
baru, melainkan juga melahirkan filsafat pendidikan. Filsafat merupakan
kegiatan berpikir manusia yang berusaha untuk mencapai kebijakan dan kearifan.
Sedangkan filsafat pendidikan merupakan ilmu yang pada hakekantya jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan yagn timbul dalam lapangan pendidkan. Oleh karena bersifat
filosofis, dengan sendirinya filsafat pendidikan ini hakekatnya adalah
penerapan dari suatu analisa filosofis terhadap lapangan pendidikan.
Jadi, antara
filsafat pendidikan dan pendidikan terdapat suatu hubungan yang erat sekali
dan tak terpisahkan. Filsafat pendidikan mempunyai peranan yang amat penting
dalam sistem pendidikan karena filsafat merupakan pemberi arah dan pedoman
dasar bagi usaha-usaha perbaikan, meningkatkan kemajuan dan landasan kokoh bagi
tegaknya sistem pendidikan.
C. Hubungan
Filsafat dengan Kebudayaan
Pada
dasarnya kebudayaan adalah semua ciptaan manusia yang berlangsung dalam
kehidupan. Pendidikan dan kehidupan adalah suatu hubungan antara proses dengan
isi, yaitu pendidikan adalah proses pengoperan kebudayaan dalam arti
membudayakan manusia aspek lain dari fungsi pendidikan adalah mengolah
kebudayaan itu menjadi sikap mental, tingkah laku, bahkan menjadi kepribadian
anak didik. Jadi hubungan pendidikan dengan kebudayaan adalah terdapat hubungan
nilai demokrasi. Dimana fungsi pendidikan sebagai pengoper kebudayaan mempunyai
tujuan yang lebih utama yaitu untuk membina kepribadian manusia agar lebih
kreatif dan produktif yakni mampu menciptakan kebudayaan.
Perlu
disadari bahwa manusia sebagai pribadi, masyarakat, bangsa dan negara hidup
dalam suatu sosial budaya. Maka membutuhkan pewarisan dan pengambangan sosial
budaya yang dilakukan melalui pendidikan. Agar pendidikan berjalan dengan baik.
Maka membutuhkan filosofis dan ilmiah berbagai sifat normatif dan pedoman
pelaksanaannya. Karena pendidikan harus secara fungsamental yang berazas filosofis yang
menjamin tujuan untuk meningkatkan perkembangan sosial budaya, martabat
bangsawan, kewibawaan dan kejayaan negara.
Pentingnya kebudayaan untuk
mengembangkan suatu pendidikan dalam budaya nasional mengupayakan, melestarikan
dan mengembangkan nilai budaya-budaya dan pranata sosial dalam menunjang proses
pengembangan dan pembangunan nasional serta melestarikan nilai-nilai luruh
budaya bangsa. Merencanakan kegairahan masyarakat untuk menumbuhkan kreaktivtas
ke arah pembaharuan dalam usaha pendidikan yang tanpa kepribadian bangsa.
Pengertian kebudayaan dari beberapa
ahli :
1. Taylor,
budaya adalah suatu keseluruhan komplek yang meliputi pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat dan kemampuan yang lain serta
kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat
2. Linton,
kebudayaan dapat dipandang sebagai konfigurasi tingkah laku yang dipelajari dan
hasil tingkah laku yang dipelajari, dimana unsur pembentuknya didukung dan
diteruskan oleh anggota masyarakat lainnya.
3. Kotjaraningrat,
mengartikan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, milik dari
manusia dengan belajar
4. Herkovits,
kebudayaan adalah bagian dari lingkungan hiup yang diciptakan oleh manusia
Kebudayaan mempunyai fungsi yang besar bagi manusia dan
masyarkat, berbagai macam kekuatan harus dihadapi seperti kekuatan alam dan
kekuatan lain. Selain itu manusia dan masyarakat memerlukan kepuasan baik
secara spritual maupun materil. Manusia merupakan makhluk yang berbudaya,
melalui akalnya manusia danpat mengembangkan kebudyaan. Begitu pula manusia
hidup dan tergantung apa kebudayaan sebagai hasil ciptaanya. Kebudayaan
memberikan aturan bagi manusia dalam mengolah lingkungan dengan teknologi hasil
ciptaannya. Dan kebudayaan juga diharapkan dengan pendidikan yang akan
mengembangkan dan membangkitkan budaya-budaya dulu, agar dia tidak punah dan
terjaga untuk selamanya. Oleh karena itu, dengan adanya filsfat, kita dapat
mengetahui tentang hasil karya manusia yang akan menimbulkan teknologi yang
mempunyai kegunaan utama dalam melindungi manusia terhadal alam lingkungannya.
Sehingga kebudayaan memiliki peran :
1.
suatu hubungan pedoman antar manusia
atau kelompoknya
2.
wadah untuk menyalurkan perasan dan
kemampuan lain
3.
sebagai pembimbing kehidupan dan
penghidupan manusia
4.
pembeda manusia dengan binatang
5.
petunjuk-petunjuk tentang bagaimana
harus bertindak dan berperilaku dalam pergaulan
6.
pengaturan agar manusia dapat mengerti
bagaimana seharusnya bertindak, berbuat, menentukan sikapnya jikga berhubungan
dengan orang lain
7.
sebagai modal dasar pembangunan
Kebudayaan masyarakat tersebut sebagian besar dipenuhi oleh
kebudayaan yang bersumber pada masyarakat itu sendiri. Hasil karya masyarakat
melahirkan teknologi atau kebudayan kebendaan yang mempunyai kegunaan utama dalam
melindungi masyarakat terhadap lingkungan di dalamnya.
like this yo
ReplyDeleteTolong di pahami kutipan ini:
ReplyDelete"Pandangan filsafat menurut agama islam tertuang semua pada Al-qur’an yang dijadikan seabgai pegangan dan pedoman hidup bagi orang-orang yang beriman"
Ingat.... Fisafat hanya sebatas metode berfikir manusia dan hasil berpikir (pemikiran) manusia. Sementara Al Quran adalah diwahyukan oleh Allah melalui RasulNya., oleh sebab itu tidak layak Al Quran dikatakan sebagai "pandangan filsafat".