Pendekatan
Keterampilan Proses
Dalam pencapaian hasil belajar, sering ditemukan beberapa
masalah. Contohnya, ada siswa meskipun mendapat nilai yang tinggi dalam
beberapa mata pelajaran di sekolah tetapi dia tidak mampu mennerapkan apa yang
diperoleh dalam kehidupan sehari-hari. Para siswa memang memperoleh sejumlah
pengetahuan, namun pengetahuan itu diterima sebagai informasi saja. Sementara
siswa kurang mempunyai inisiatif dan tidak dibiasakan atau dilatih untuk
mendapatkan pengetahuan melalui usaha dan pengalaman siswa itu sendiri. Peran
siswa lebih banyak hanya menerima informasi dari guru yang kemudian dihapalkan
untuk ujian atau mendapatkan nilai. Sedangkan guru sebagai orang yang
menggerakkan terlaksanya proses belajar mengajar tidak menggunakan strategi
yang merangsang keaktifan siswa.
A. Rasional
Pendekatan Keterampilan Proses
Alasan yang mendasari
perlunya diterapkan pendekatan keterampilan proses adalah sebagai berikut:
1) Perkembangan
ilmu pengetahuan berlangsung semakin cepat sehingga tak mungkin lagi para guru
mengajarkan semua informasi dan konsep kepada siswa. Guru hanya dituntut untuk
membimbing siswa dalam menemukan informasi dan konsep yang selanjutnya mengolah
perolehan tersebut
2) Anak didik mudah memahami konsep
yang rumit dan abstrak, jika di sertai dengan contoh-contoh
yang konkrit, contoh-contoh yang wajar sesuai situasi dan kondisi yang
dihadapi, dengan mempraktekkan sendiri upaya penemuan konsep melalui perlakuan
terhadap kenyataan fisik, melalui penanganan benda-benda yang benar-benar
nyata.
3) Anak didik perlu dilatih untuk aktif,
kreatif dan inovatif melalui latihan bertanya, diskusi mengamati,
mengklasifikasikan, menginterprestasi, memprediksi, menerapkan, menilai,
berfikir kritis dan mengupayakan berbagai kemungkinan jawaban.
4) Pendekatan keterampilan proses
memberikan keluwesan dalam belajar dan perbedaan individual anak dapat dilayani
dalam kegiatan belajar mengajar.
B. Pengertian
Pendekatan Keterampilan Proses (PKP)
Beberapa pengertian PKP yaitu
sebagai berikut:
1) Pendekatan
keterampilan proses
merupakan kemampuan siswa untuk mengelola (memperoleh) yang didapat dalam
kegiatan belajar mengajar (KBM) yang memberikan kesempatan seluas-luasnya pada
siswa untuk mengamati, menggolongkan, menafsirkan, meramalkan, menerapkan,
merencanakan penelitian, mengkomunikasikan hasil perolehan tersebut” (Azhar,
1993: 7)
2) Pendekatan keterampilan proses dapat
diartikan sebagai wawasan atau anutan pengembangan keterampilan- keterampilan
intelektual, sosial dan fisik yang bersumber dari kemampuan- kemampuan mendasar
yang prinsipnya telah ada dalam diri siswa (DEPDIKBUD, dalam Moedjiono, 1992/
1993 : 14)
3) Dimyati dan Mudjiono (Sumantri,
1998/1999: 113) mengungkapkan bahwa pendekatan keterampilan proses bukanlah
tindakan instruksional yang berada diluar jangkauan kemampuan peserta didik.
Pendekatan ini justru bermaksud mengembangkan kemampuan- kamapuan yang dimiliki
peserta didik.
Jadi dari beberapa pengertian diatas Pendekatan Keterampilan Prosesndapat diartikan sebagai pendekatan
belajar mengajar yang mengarah pada wawasan untuk menemukan fakta dan konsep
maupun pengembangan keterampilan–keterampilan intelektual, sosial dan fisik
yang bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar yang telah mengaktifkan siswa
yang prinsipnya telah ada dalam diri siswa sehingga mampu menumbuhkan sejumlah
keterampilan tertentu pada diri siswa itu sendiri.
Keterampilan proses terdiri dari beberapa keterampilan
diantaranya yaitu: mengamati, mengklasifikasikan, menginterprestasikan,
meramalkan, menerapkan, merencanakan penelitian, dan mengkomunikasikan.
C. Hal-hal yang harus diperhatikan guru
dalam penerapan PKP
Sebelum
menetapkan PKP guru harus terlebih dahulu memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
a.
Sebelum
pelaksanaan PKP, guru menyusun program sedemikian rupa sehingga menunjang CBSA
dengan kadar tinggi.
b.
Perlunya
pengorganisasian kelas yang memungkinkan terciptanya sarana interaksi belajar
mengajar yang mendorong siswa untuk aktif. Seperti pengaturan siswa, pengaturan
tempat duduk, pengaturan bahan dan alat yang digunakan dalam pembelajaran
c.
Memilih
metoda dan media yang dapat menunjang aktifitas siswa dalam belajar.
d.
Evaluasi
yang dilakukan hendaknya mencakup evaluasi proses dan hasil belajar siswa secara
komperatif.
D. Peranan Guru dalam Penerapan PKP
Dalam penerapan Pendekatan Keterampilan proses, peranan guru
adalah sebagai berikut:
1) Guru membimbing dan mendidik siswa
untuk lebih terampil dalam menggunakan pengalaman, pendapat, dan hasil
temuannya. Dengan cara menjelaskan bahan pelajaran yang diikuti dengan alat
peragakan, demonstrasi, gambar, modal, bangan yang sesuai dengan keperluan.
Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengembangkan kemampuan mengamati dengan
cepat, cermat dan tepat.
2) Guna menghidupkan suasana belajar
yang kondusif sehingga mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif. Dengan
merumuskan hasil pengamatan dengan merinci, mengelompokkan atau
mengklasifikasikan materi pelajaran yang diserap dari kegiatan pengamatan
terhadap bahan pelajaran tersebut.
3) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang menantang sehingga siswa terdorong untuk meneliti dan mencari jawaban atas
pertanyaan tersebut.
4) Guru memancing keterlibatan siswa
dalam belajar. Seperti meramalkan sebab akibat kejadian perihal atau peristiwa
lain yang mungkin terjadi di waktu lain atau mendapat suatu perlakuan yang
berbeda.
5) Guru harus memberikan semangat yang
tinggi kepada siswa dalam mengajar.
6) Guru melakukan komunikasi yang
efektif dan memberikan informasi yang jelas, tepat, dan tidak samar-samar pada
siswa. Seperti mengkomunikasikan hasil kegiatan kepada siswa dengan diskusi,
ceramah mengarang dan lain-lain.
7) Guru mendorong siswa untuk dapat
menyimpulkan suatu masalah, peristiwa berdasarkan fakta, konsep, dan prinsip
yang diketahui.
E. Model-model Mengajar dalam
Pendekatan Keterampilan Proses
Model
mengajarkan merupakan proses dan prosedur pembelajaran yang dapat
mengoptimalkan kegiatan belajar siswa. Model tersebut didasarkan kepada teori
instruktisuional yang digabungkan dengan pengalaman lapangan di sekolah.
Menurut Nana Sudjana, model-model tersebut adalah sebagai berikut:
a) Model Dengar-Lihat-Kerjakan
(DeLiKan)
Model
ini dapat digunakan untuk menyampaikan bahan pengajaran yang sifatnya fakta dan
konsep. Aktivitas mental siswa dalam penggunaan model mengajar ini adalah
mengingat, mengenal, menjelaskan, membedakan, menyimpulkan dan menerapkan.
Prosedur
pengguanaan model Delikan adalah sebagai berikut:
(1)
Pra
Instruksional: absensi siwa, kegiatan apresepsi, informasi pokok-pokok bahan
pengajaran, informasi kegiatan belajar yang akan dilakukan
(2)
Instruksional:
Ø Dengar: siswa menyimak bahan
pengajaran yang dijelaskan oleh guru, bertanya kepada guru bila belum jelas
Ø Lihat: siswa melihat peragaan guru,
contoh-contoh yang dibuat oleh guru, membaca buku dan lain-lain
Ø Kerja: siswa mengajarkan tugas-tugas
yang diberikan oleh guru.
(3)
Evaluasi:
Ø Proses: bimbingan guru, pemantauan
belajar, perbaikan belajar
Ø Hasil: pemeriksaan hasil belajar,
pengajuan pertanyaan
Ø Kesimpulan atau rangkuman: guru dan
siswa membuat kesimpulan
(4)
Tindak
Lanjut: penugasan dan pengayaan belajar.
b)
Model
Mengajar Pemecahan Masalah (Permas)
·
Pola
kegiatan pembelajaran ini mengandung aktivitas belajar siswa yang cukup tinggi,
tepat digunakan untuk mengajarkan konsep dan prinsip. Aktivitas mental yang
dapat dijangkau melalui model ini anatara lain adalah mengingat, mengenal,
menjelaskan, membedakan, menyimpulkan, menerapkan, menganalisis, mensintesis,
menilai dan meramal. Model ini menggunakan pendekatan interaksi sosial. Mengutamakan
aktivitas belajar siswa dalam memecahkan masalah, baik individual maupun
kelompok.
·
Penyusunan
satuan pertanyaan hampir sama dengan model lain. Yang perlu diperhatikan adalah
menyusunan dan mengorganisasi bahan ajar. Urutan kegiatan belajar dimulai dari
klasikal (menyampaikan informasi) kemudian kegiatan individu (mencari jawaban),
dilanjutkan dengan kegiatan diskusi dan diakhiri dengan kegiatan klasikal
kembali.
Prosedur
pengguanaan model Permas adalah sebagai berikut:
(1)
Pra
Instruksional: absensi siwa, kegiatan apresepsi, informasi pokok-pokok bahan
pengajaran, informasi kegiatan belajar yang akan dilakukan
(2)
Instruksional:
Ø Guru memberikan informasi umum
pengajaran dan perumusan masalah untuk dipecahkan oleh siswa
Ø Setiap siswa mencari jawaban
pemecahan masalah sesuai dengan masalah yang dihadapi.
Ø Siswa mengambil masalah yang sama
dihimpun dalam satu kelompok (3-5 orang) dan diskusi dalam kelompok mengkaji
jawaban pemecahan masalah
Ø Laporan hasil diskusi dan hasil
pengamatan kelompok.
(3)
Evaluasi:
Ø Evaluasi proses diskusi dan hasil
pengamatan kelompok
Ø Pengambilan kesimpulan
(4)
Tindak
lanjut: pemberian tugas dan pengayaan
c)
Model
Mengajar Induktif
·
Model
kegiatan pembelajaran yang dikembangkan melalui cara berfikir induktif yaitu
menarik kesimpulan dari fakta menuju kepada hal umum. Model ini menekankan
pentingnya pengalaman lapangan seperti mengamati gejala dan mencoba suatu
proses, kemudian baru mengambil kesimpulan atau generalisasi sesuai dengan
prinsip dan konsep dalam keilmuan.
·
Petunjuk
pembuatan satuan pelajaran:
Ø Waktu paling sedikit 2 jam pelajaran
Ø Rumusan tujuan mencakup penyusunan
bahan ajar dan keterampilan proses
Ø Bahan pengajaran terdiri dari konsep
materi, fakta, peristiwa, gejala yang akan diamati oleh siswa dan topik atau
masalah yang akan didiskusikan
Ø Urutan belajar siswa: menerima
informasi, kekunjungan lapangan atau laboraturium kediskusikan kelompok ke
melaporkan hasil diskusikan oleh kelompok dan merangkumnya sebagai kesimpulan
diskusi kelas
Ø Penilaian : penilaian proses selama
kegiatan berlangsung dan penilaian hasil belajar setelah pelajaran selesai
d)
Model
mengajar deduktif
·
Pola
belajar mengajar yang didasarkan atas cara berfikir deduktif adalah menarik
kesimpulan dari pernyataan umum menajadi pernyataan khusus, dari konsep teori
menjadi fakta
·
Petunjuk
pembuatan satuan pelajaran. Satuan pelajaran model pembelajaran deduktif tidak
berbeda dari prinsip dengan satuan pelajaran model pembelajaran deduktif.
Perbedaan hanya terletak dalam menentukan urutan KBMnya. Perbedaan model
pembelajaran induktif dengan induktif adalah:
ü Model pembelajaran induktif: mulai
dari kegiatan empiris melalui gejala peristiwa atau proses di lapangan atau di
laboratorium dan diakhiri dengan generalisasi/penemuan
ü Model pembelajaran deduktif: dimulai
dari pembahasan konsep dan prinsip menuju pembuktian empiris di lapangan atau
laboratorium.
e)
Model
mengajar gabungan deduktif induktif
·
Pola
BM yang menggabungkan penggunaan kedua model ini dalam satu proses
pembelajaran. Tahap pertama menggunakan pendekatan deduktif, kemudian
dilanjutkan dengan pendekatan induktif.
Ø Pendekatan deduktif menekankan
konsep dan prinsip bahan pengajaran secara teoritis, berdasarkan
prinsip-prinsip pengetahuan ilmiah
Ø Pendekatan induktif menekankan kajian
bukti-bukti empiris dari konsep dan prinsip di laboraturium atau dengan alat
sederhana atau dalam bentuk pemecahan masalah
·
Petunjuk
pembuatan satuan pelajaran.
KBM yang
ada dalam satuan pelajaran harus mangandung:
(1)
Penjelasa
maslah dan gejala oleh guru, supaya siswa memahami ruang lingkupnya
(2)
Penelaah
buku sumber : informasi untuk mendukung memecahkan masalah
(3)
Pembahasan
atau penelaah masalah dan gejala berdasarkan pengetahuan ilmiah
(4)
Mencari
jawaban dan pembuktian masalah dan gejala berdasarkan konsep dan prinsip
pengetahuan ilmiah dengan melalui diskusi, praktikum atau pengamatan lapangan
(5)
Klasifikasi
TIK-nya mengandung unsur kognitif
tingkat tinggi seperti aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi
Terimakasi ya....!
ReplyDeleteMaaf mau tanya, apakah kamu punya buku ttg keterampilan prose?. bisa kasih tau judul dan pengarangnya? mohon bantuannya untuk bikin skripsi. makasih
ReplyDelete