KONSEP
DASAR PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
A.
Hakikat Pertumbuhan dan Perkembangan
Dalam kehidupan anak ada dua proses yang berlangsung
yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Kedua proses
ini berlangsung secara interdependensi yaitu saling bergantungan satu sama
lainnya. Proses ini terjadi semenjak masa konsepsi atau saat bertemunya dua sel telur
dengan sperma pada suatu organisme yang tumbuh dan selalu berkembang. Kedua sel
tersebut akhirnya membelah diri dan berdiferensiasi untuk menghasilkan
tulang-tulang, syaraf, otot, usus, otak dan bagian-bagian tubuh lainnya.
Setelah kurang lebih Sembilan bulan dalam kandungan ibu, organisme yang baru
tumbuh akhirnya menjadi bayi yang sempurna yang siap lahir ke dunia dengan
perangkat keterampilan hidup minimal, seperti bernapas, bergerak, menangis,
menyusu, dan lain-lain.
Setelah
lahir dan berintekrasi dengan lingkungan sekitarnya, ia selalu mengalami
berbagai perubahan, baik psikis dalam bentuk perilaku dan keterampilan ataupun
perubahan dalam bentuk fisik. Kedua proses tersebut saling mempengaruhi dan
tidak dapat dipisahkan satu sama lain, namun kedua proses perubahan itu dapat
dibedakan untuk memperjelas pengertian atau penggunaannya. Pengertian
pertumbuhan dan perkembangan sama-sama mengarah pada suatu perubahan. Dalam
merumuskan pengertian pertumbuhan dan perkembangan para ahli berbeda pendapat, ada
ahli yang menyatakan bahwa antara pertumbuhan dan perkembangan, keduanya
seakan-akan sama artinya dan ada ahli
lain menyatakan bahwa perkembangan digunakan untuk menyatakan
perubahan-perubahan dalam aspek psikis , sedangkan pertumbuhan digunakan untuk
perubahan-perubahan dalam aspek fisik atau jasmaniah.
Bjorklund
Bjorklund (dalam Wahab, 1998/1999) mengemukakan bahwa perkembangan menyangkut
perubahan :
Pertama, perubahan dalam arti perkembangan
terutama berakar pada unsure biologis. Misalnya seorang anak yang berlatih
menari menjadi terampil menari, anak yang belajar menulis dan membaca menjadi
terampil menulis dan membaca, anak yang belajar berhitung menjadi terampil
berhitung atau anak yang belajar menyanyi menjadi terampil dalam bernyanyi, dan
lain-lain.
Kedua, perkembangan mencakup perubahan
baik struktur maupun fungsi. Perubahan dalam struktur biasanya menunjuk kepada
perubahan fisik baik dalam hal ukuran ataupun dalam hal bentuknya (seperti
perubahan lengan, kaki, otot, jaringan saraf, ataupun bagian-nagian tubuh
lainnya), sedangkan perubahan fungsi lebih mengacu kepada perubahan aktivitas
yang secara intern yang terdapat dalam unsur fisik (seperti kelenturan otot,
keterampilan bergerak, kemampuan berpikir, reaksi emosional, dan
perubahan-perubahan sejenis lainnya.)
Ketiga, perubahan dalam arti perkembangan
bersifat terpola, teratur dan terorganisasi dan dapat diprediksi. Ini berarti
yang yang secara normal perkembangan individu mengikuti pola-pola tertentu yang
sudah diketahui dan dapat diramalkan. Misalnya : seseorang anak baru bisa duduk
setelah bisa menelungkup, akan merangkak setelah duduk, akan berjalan setelah
merangkak.
Keempat, perubahan dalam perkembangan
bersifat unik bagi setiap individu, dalam arti terjadinya variasi individual
dalam perkembangan anak setiap saat, yang melibatkan berbagai unsure yang
saling berpengaruh satu sama lain.
Kelima, perubahan dalam arti perkembangan
dapat berlangsung sepanjang hayat, dimulai semenjak masa konsepsi sampai
meningal dunia, yang tidak terbatas sampai mas aremaja seseorang.
Dari
beberapa pengertian yang telah dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa perkembangan itu dapat didefenisikan sebagai perubahan organisme ( individu) baik dalam perubahan
fisik maupun perubahan dalam psikis yang mengacu pada
bertambah kompleksitas yaitu perubahan dari suatu yang sangat sederhana kepada
suatu yang lebih rumit dan rinci, yang semuanya berlangsung secara teratur dan terorganisasi
yang berlangsung sepanjang hayat dari individu.
Pertumbuhan
(growth) dapat diartikan sebagai proses perubahan dalam aspek jasmaniah,
seperti bertambahnya tinggi dan berat badan seseorang, berubahnya struktur
tulang, proporsi badan, semakin sempurnanya jaringan syaraf dan lain-lain.
Dengan arti kata perubahan dalam pertumbuhan bersifat kwantitatif yang mengacu
pada perubahan fisik yang dialami individu sebagai hasil dari proses pematangan
dari fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal bagi orang yang sehat
dalam periode waktu tertentu.
Pertumbuhan
jasmani dapat diteliti dengan mengukur berat badan, panjang dan ukuran
lingkatran, misalnya lingkar kepala, dada, pinggul dan lengan. Dalam
pertumbuhan setiap bagian tubuh mempunyai perbedan tempo kecepatan misalnya,
pertumbuhan alat-alat kelamin
berlangsung paling lambat pada masa kanak-kanak, dan menjadi lambat pada akhir
masa kanak-kanak dan relative berhenti pada masa pubertas.
B.
Konsep Anak Sebagai Totalitas
Anak adalah makhluk
hidup (organisme) yang utuh, yang merupakan suatu kesatuan dari keseluruhan aspek
fisik dan psikis yang terdapat dalam diri anak.
Wahab (1998/1999)
memandang konsep anak sebagai suatu totalitas sekurang-kurangnya mengandung 3
pengertian, yakni:
a) Anak
adalah makhluk hidup (organisme) yang merupakan suatu kesatuan dari keseluruhan
aspek yang terdapat dalam diri anak,
b) Dalam
kehidupan dan perkembangan anak yang saling terjalin satu sama lain,
c) Anak
berbeda dari orang dewasa, bukan sekedar fisik, tetapi secara keseluruhan.
Dari pendapat diatas
dapat disimpulkan bahwa adanya keterjalinan yang kuat antara satu aspek dengan
aspek lainya, maka sebagai pendidik harus dapat memahami dengan baik. Misalnya
anak yang mengalami gangguan fisik akan mengakibatkan gangguan psikis. Misalnya
anak yang sakit fisik ( sakit gigi, sakit kepala dapat menimbulkan kurang
konsentrasi, cemas dan marah. Sebaliknya gangguan psikis akan mengakibatkan
gangguan fisik (psikosomatik, seperti magh, bronchitis). Demikian juga apabila
anak merasa terganggu salah satu anggotanya, misalnya anak yang cacat dapat
menyebabkan malu, rendah diri.
Anak yang dimarahi oleh
orang tuanya dapat menghilankan selera makan, guru yang mempermalukan anak
dihadapan teman-temannya, mukanya akan menjadi merah dan lain-lain.
Oleh sebab itu, baik
guru ataupun orang tua hendaklah bijaksana dalam menghadapi anak, janganlah
memukul anak jika dia tidak mau belajar, bekerja dan sebagainya. Tetapi
perlakukanlah anak dengan cara yang wajar agar dia berkembang dengan baik,
karena terganggunya salah satu aspek pada organisme, perkembangannya juga akan
terganggu, karena adanya keterkaitan dan keterpaduan yang kuat dalam proses
kehidupan anak.
C.
Prinsip-
prinsip Perkembangan
Anak sebagai individu mengalami perkembangan
yang tak pernah henti-hentinya.
Pemahaman yang baik tentang perkembangan anak, akan membantu pendidik
untuk memberi perlakuan yang benar kepada anak – anak. Perkembangan anak pada
dasarnya merupakan perubahan-perubahan yang terjadi dalam seluruh aspek yang
ada dalam diri anak, seperti aspek fisik, aspek sosisal, aspek emosi, kognitif
( berfikir ) maupun aspek spiritual. Di dalam perkembangan tersebut terdapat
berbagai aturan-aturan tertentu yang disebut dengan prinsip-prinsip
perkembangan. Berbagai prinsip – prinsip perkembangan tersebut tersebut, yaitu
sebagai berikut:
a.
Perkembangan adalah proses yang tak berakhir
Manusia akan berkembang, berubah dan
dipengaruhi terus oleh pengalaman sepanjang hayatnya, baik dalam aspek fisik
maupun dalam aspek psikis dan sosialnya. Perkembangan ini terjadi dalam proses
yang tidak berakhir ditandai dengan tercapainya kematangan fisik. Perkembangan
adalah proses yang berkesinambungan, mulai dari kelahiran berlanjut ke masa
dewasa sampai usia tua. Misalnya, saat usia dini yang ketika baru lahir nampak seperti makhluk
yang tidak berdaya yang menghabiskan
sebagian besar waktunya untuk tidur, makan, atau menangis; ketika sudah sekolah, anak-anakpun
mengalami kemajuan dari pengendalian diri yang sederhana sampai ke suatu
kemampuan untuk memulai suatu kegiatan serta melakukannya. Selama di sekolah
dasar, anak-anak belajar kemampuan untuk dihargai masyarakat; dan masa remaja masa transisi
dari masa kanak-kanak ke masa dewasa; serta masa dewasa, seseorang mengikat diri pada suatu pekerjaan dan banyak
yang menikah yang merupakan masa yang paling produktif; dan masa Tua terjadi penurunan kekuatan fisik membatasi kegiatan orang yang
lebih tua, penyakit yang melemahkan dapat membuat orang merasa tak berdaya.
b. Setiap anak bersifat
individual dan berkembang sesuai dengan perkembangannya
Dalam prinsip ini, tidak semua anak yang sama
usianya mempunyai perkembangan yang sama, karena anak bersifat individual yang
bebeda antara yang satu dengan yang lain. Perolehan perkembangan bervariasi
untuk setiap anak, termasuk untuk keberfungsian semua aspek perkembangan dalam
diri anak. Karena setiap anak memiliki tingkat penguasaan yang bervariasi, ada
yang cepat, lambat, sedang dan lain-lain, dan semua itu ditentukan oleh factor
bawaan dan pengaruh belajar yang dimiliki anak.
Setiap anak adalah
seorang pribadi unik dengan pola dan waktu pertumbuhan bersifat individual,
sebagaimana halnya untuk kepribadian, temperamen, gaya belajar, latar belakang
dan pengalaman keluarga. Semua anak memiliki kelebihan, kebutuhan-kebutuhan,
dan minat-minat masing-masing. Sejumlah anak mungkin memiliki kebutuhan belajar
dan perkembangan yang khusus. Pemahaman tentang keragaman yang luas bahkan pada
anak-anak usia yang sama, hendaknya mengantarkan kepada kesadaran bahwa usia
anak hanyalah sebuah gambaran kasar untuk kemasakan perkembangan anak.
Pengakuan bahwa
keragaman individual bukan hanya diharapkan tapi juga dihargai, menuntut kita
sebagai orang dewasa ketika berinteraksi dengan anak-anak memperlakukan mereka
secara tepat dengan keunikannya masing-masing. Pengakuan ini menuntut kita
untuk tidak menganggap anak hanya sebagai anggota kelompok usia, kemudian
mengharapkan mereka untuk menampilkan tugas-tugas perkembangan kelompok usia
tersebut tanpa mempertimbangkan keragaman kemampuan adaptasi setiap individu
anak. Memiliki pengharapan
tinggi terhadap anak adalah penting, tetapi memiliki harapan-harapan yang kaku
menurut norma kelompok tidak mencerminkan kenyataan yang terjadi bahwa adanya
perbedaan yang nyata dalam perkembangan dan belajar individual anak dalam
tahun-tahun awal kehidupan. Harapan norma kelompok dapat memberi dampak yang
sangat merusak terutama untuk anak-anak dengan kebutuhan perkembangan dan
belajar yang khusus.
c. Semua aspek perkembangan
saling berkatan
Aspek perkembangan anak yang berupa perkembangan
fisik, sosial, emosi, kognitif, dan spiritual saling berhubungan erat satu sama
lain. Perubahan dalam satu aspek mempengaruhi dan dipengaruhi oleh aspek lain.
Perkembangan dalam satu aspek dapat membatasi atau memfasilitasi perkembangan
pada aspek-aspek lainnya. Anak yang secara fisik berkembang sehat, akan
cendrung menunjukkan konsepsi diri yang positif, dan konsepsi diri yang positif
akan berpengaruh positif terhadap perkembangan belajarnya dan sebaliknya.
Disebabkan oleh aspek-aspek perkembangan anak
tersebut berhubungan satu sama lain, maka pendidik harus menyadari betul hal
ini dan menggunakan kesadaran ini untuk mengorganisasikan pengalaman-pengalam
belajar anak, membantu anak-anak berkembang secara optimal dalam semua dimensi
perkembangan dirinya. Sebagai pendidik, misalnya, kesadaran akan adanya
hubungan antar semua bagian perkembangan ini, bermanfaat untuk perencanaan
kurikulum untuk berbagai kelompok usia anak. Untuk anak-anak usia sekolah dasar
perencanaan kurikulum diarahkan sebagai usaha-usaha untuk membantu anak-anak
mengembangkan pemahaman-pemahaman konseptual yang dapat diaplikasikan pada mata
pelajaran yang dipelajari.
d. Perkembangan itu terarah dan dapat diramalkan
Prinsip ini berarti:
Ø Bergerak dari kepala ke kaki dari
dalam keluar
Ø Bergerak dari struktur ke fungsi
Ø Bergerak dari yang umum ke khusus
Ø Bergerak dari yang konkret ke
abstrak
Ø Bergerak dari egosentris ke
perspektif menuju pemahaman
Ø Bergerak dari heteronom ke otonom
Ø Bergerak spiral kearah tujuan
Perkembangan anak
berlangsung dalam sebuah tahapan yang relatif teratur di mana
kemampuan-kemampuan, keterampilan-keterampilan, dan pengetahuan-pengetahuan
lanjut anak terbangun atas kemampuan-kemampuan, keterampilan-keterampilan, dan
pengetahuan-pengetahuan anak sebelumnya. Riset-riset perkembangan manusia
menunjukkan bahwa tahapan-tahapan pertumbuhan dan perubahan anak usia 9 tahun
pertama rentang kehidupan relatif stabil dan dapat diprediksikan tahapannya
Perubahan-perubahan yang
dapat diramalkan ini terjadi pada semua bagian perkembangan seperti
perkembangan fisik, perkembangan emosi, perkembangan sosial, perkembangan
bahasa, dan perkembangan kognitif. Pengetahuan mengenai perkembangan yang khas
untuk setiap rentang usia anak membantu para orangtua atau pendidik untuk
mempersiapkan lingkungan belajar dan merencanakan tujuan-tujuan kurikulum yang
reaslistik dan pengalaman-pengalaman belajar yang tepat menurut perkembangan
anak.
D. Faktor
kematangan dan Pengalaman dalam perkembngan anak
Pembawaan dan lingkungan
adalah faktor-faktor yang penting dalam perkembangan individu. Interaksi antara
faktor tersebut dipengaruhi arah dan laju perkembangan. Konsep lain yang
berkaitan dengan perkembangan adalah kematangan. Kematangan (maturation) ialah
kondisi siap/kesiapan suatu fungsi kehidupan baik fisik maupun psikis untuk
berkembang atau melakukan suatu kegiatan. Bagaimanapun kayanya pembauran dan
baiknya lingkungan/fasilitas yang tersedia, namun bila belum mencapai
kematangan, maka fungsi dari kehidupan belum dapat berkembang. Kematangan akan
menimbulkan suatu perubahan dalam kehidupan seseorang. Kematangan (maturation)
merupakan urutan pertumbuhan yang dialami individu secara teratur dan bertahap
yang ditentukan oleh rancangan genetiknya (wahab, 1999). Berdasarkan batasan
ini kematangan dipandang sebagai suatu pembauran yang merupakan warisan
biologis organisme yang dibawa sejak lahir.
Proses belajar yang
dilaksanakan sebelum tercapainya kematangan akan menimbulkan aspek psikologis negatif
pada anak. Di antara efek psikologis negatif yang mungkin timbul adalah
perasaan kecewa yang menyebabkan hilangnya kepercayaan kepada kemampuan diri sendiri.
Menimbulkan perasaan gagal, tidak mampu, dan lain-lain. Dalam hal ini kaum
naaturasionistis mengakui bahwa kondisi lingkungan yang ekstrien dapat
menyebabkan gangguan terhadap proses perkembangan anak secara optimal ,tetapi
mereka juga menyakini bahwa kecenderungan-kecenderungan dasar pertumbuhan dan
perkembangan individu telah terpola secara genetik.
Sebaliknya karena kaum
enviromentalistis menekankan pentingnya pengalaman dalam perkembangan anak.
Disini unsur genetic sekedar mewariskan potensi dasar, bagaimana ia tumbuh dan
berkembang sangat bergantung kepada makanan, gizi, perawatan medis, latihan,
pendidikan yang diterima dari lingkungan. Artinya lingkungan dipandang sebagai
faktor yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak.
Disamping adanya dua
aliran diatas, ada aliran yang mempercayai bahwa didalam perkembangan anak
dipengaruhi oleh dua factor yaitu factor pembawaan dan factor lingkungan ,
aliran ini disebut dengan konfergensi berpendapat bahwa pembawaan dan
lingkungan memegang peranan penting dalam kehidupan anak. Mereka beranggapan
bahwa kemiripan-kemiripan yang terdapat pada anak dengan orangtua, tidaklah
berakar pada dasar atau keturunan, melainkan juga berakar pada lingkungan
dengan jalan meniru, terutama dalam kemiripan sikap dan perilaku.
DAFTAR PUSTAKA
Allen, Eileen
dan Lynn R. Marotz. 2010. Profil
Perkembangan Anak. Jakarta: PT Indeks
Darnis, Arief dan Khairanis. 2000. Perkembangan dan Belajar Peserta Didik. Padang: DIP Universitas
Negeri Padang.
Sunarto dan
Agung Hartono. 1994. Perkembangan Peserta
Didik. Jakarta: Departemen Pendidikan dan kebudayaan.
mbak maksih y atas postingnya,,, ini bisa membantu tugas saya...
ReplyDeletebtw background blog kta sama lo,,, salam kenal ya
mbak maksih y atas postingnya,,, ini bisa membantu tugas saya...
ReplyDeletebtw background blog kta sama lo,,, salam kenal ya
like it
ReplyDeletengapunten nggih kulo kopi gpp?
ReplyDelete