Sunday 22 September 2013

MANUSIA DAN LINGKUNGAN (Konsep Dasar IPS SD 1 )



MANUSIA DAN LINGKUNGAN

A.    Fenomena Fisik (Lingkungan Alam)
Terdapat lima konsep dasar yang dapat membantu menjelaskan bagaimana interaksi dan pengaruh dari proses-proses fisik di permukaan bumi. Konsep-konsep tersebut dikenal sebagai sistem, batas, daya, keseimbangan alam, dan keadaan permukaan bumi. Yang dimaksud dengan sistem disini adalah sekumpulan unsure-unsur yang berhubungan secara saling menguntungkan sehingga mereka saling mempengaruhi sebagai suatu kesatuan secara keseluruhan. Misalnya dalam siklus Hidrologi (sistem perputaran masa air dipermukaan bumi)
Beberapa wilayah keadaannya tinggi, rendah, datar bergelombang, berbukit-bukit dan bergungung-gunung. Perbedaan permukaan bumi ini dinamakan relief muka bumi. Di daratan relief muka bumi yang kita kenal antara lain sebagai dataran rendah, dataran tinggi, lembah, lereng, bukit dan pegunungan. Sementara di dasar samudera kita mengenal antara lain paparan benua, paparan laut, pegunungan laut dan lubuk laut.
Bentang alam di permukaan bumi ini dipengaruhi oleh empat unsure pokok yang saling berkaitan. Keempat unsure tersebut adalah sebagai berikut:
1) Gejala litosfer, yaitu kekuatan yang ditimbulkan oleh pembentukan tinggi rendahnya permukaan bumi seperti dataran, perbukitan, daerah bergelombang dan lembah sungai berteras.
2) Gejala atmosfer yaitu kekuatan yang ditimbulkan oleh udara yang menyelubungi permukaan bumi, suhu udara, kecepatan angina, curah hujan dan iklim.
3) Gejala Hidrosfer adalah kekuatan yang ditimbulkan oleh mata air yang ada dipermukaan bumi seperti sungai dengan cabang-cabangnya, danau-danau, dan lautan.
4) Gejala Biosfer adalah kekuatan yang ditimbulkan oleh makhluk hidup berupa Flora, Fauna, dan Manusia
Bentukan-Bentukan di daratan maupun di dasar lautan disebabkan oleh tenaga pembentukkan permukaan bumi yang dikenal sebagai tenaga geologi. Tenaga geologi ini ada yang bersal dari dalam bumi yang disebut dengan Proses endogenik dan tenaga yang berasal dari Luar bumi disebut Proses Eksogenik. Proses-proses endogenik yang berupa gerakan antara lain dibedakan antara vulkanisme, tektonisme dan gempa.
1)      Proses Endogenik
Proses endogenik merupakan proses pembentukan bentang alam yang disebabkan tenaga dari dalam kulit bumi. Tenaga endogenik dengan arah vertikal mengakibatkan tonjolan permukaan bumi berupa kubah, sedangkan tenaga endogenik yang arahnya lateral atau horizontal mengakibatkan lipatan-lipatan di bumi, retakan-retakan bahkan patahan.
a.      Vulkanisme
Vulkanisme yaitu proses naik dan munculnya magma ke permukaan bumi. Proses terjadinya vulkanisme dipengaruhi oleh aktivitas magma yang menyusup ke lithosfer. Jika magma hanya menyusup sebatas kulit bumi bagian dalam atau tidak sampai keluar dinamakan intrusi magma. Sedangkan penyusupan magma sampai keluar permukaan bumi disebut ekstrusi magma. Dalam proses ini terjadi pendinginan magma yang akan membentuk batuan
Magma adalah bahan silikat pijar dalam wujud padatan, cairan dan gas, yang berada di dalam kerak bumi. Erupsi adalah suatu prose keluarnya magma ke permukaan Bumi, baik retakan-retakan pada badan Gunung api ataupun dengan cara mendesak tubuh gunung api, sehingga menghancurkan sebagian badan gunung api tersebut.
Bentang alam vulkanik adalah bentang alam yang terbentuk sebagai akibat dari proses atau kegiatan vulkanisme/gunung berapi. Vulkanisme dibagi dalam menjadi tiga macam :
  • Vulkanisme letusan; vulkanisme pada magma yang bersifat basa dan kental. Memiliki karakteristik letusan yang kuat dan umumnya menghasilkan material piroklastik serta membentuk gunung api terjal.
  • Vulkanisme lelehan; vulkanisme pada magma asam dan bersifat encer, dimana vulkanisme ini memiliki letusan yang lemah. Vulkanisme jenis ini akan membentuk gunung api jenis perisai.
  • Vulkanisme campuran; vulkanisme pada magma intermediate, umumnya membentuk gunung api strato.
b.      Tektonisme
Tektonisme adalah perubahan letak atau kedudukan lapisan kulit bumi secara horizontal maupun vertical. Berdasarkan kecepatan gerak dan luas daerah, tektonisme dibedakan atas epirogenesa dan orogenesa.
  1. Epirogenese
Epirogenese adalah gerakan pada lapisan kulit bumi secara horizontal maupun vertical akibat pengangkatan dan penurunan permukaan bumi yang terjadi sangat lambat serta meliputi wilayah yang sangat luas. Gerakan epirogenese dibagi menjadi dua sebagai berikut :
1.   Epirogenese positif, yaitu gerak turunnya permukaan bumi sehingga laut seolah-olah mengalami kenaikan.
2.   Epirogenese negative, yaitu gerak naiknya permukaan bumi sehingga laut seolah-olah mengalami penurunan.
  1. Orogenese
Orogenese adalah gerakan pada lapisan kulit bumi secara horizontal maupun vertical akibat pengangkatan dan penurunan permukaan bumi yang terjadi secara cepat seperti meliputi wilayah yang sempit. Misalnya, pembentukan deretan sirkum pasifik.
Berdasarkan bentuk-bentuk yang nampak dipermukaan bumi sebagai kegiatan tektonisme tenaga tektonik dikelompokkan atas tektonik lipatan dan tektonik patahan
 (1) Tektonisme Lipatan
Morfologi lipatan terjadi karena adanya tenaga endogen yang arahnya lateral (Horizontal) dan dua arah yang berlawanan, sehingga lapisan-lapisan batasan di daerah tersebut terlipat dan membentuk puncak lipatan (antiklin) dan lembah lipatan (sinklin) Bentuk-bentuk morfologi lipatan ini bermacam-macam. Ada yang dinamakan lipatan tegak, lipatan miring, isoklin, antiklimorium dan lain-lain. Bagian-Bagian dalam dalam lipatan antara lain : Sinklin (Bagian lembah suatu lipatan), sumbu lipatan (garis tengah yang membagi sebuah lipatan sama besar) dan sayap lipatan.Berdasarkan ketegakkan posisi sumbu dan bentuk pelipatannya, jenis lipatan di bedakan atas : lipatan tegak, lipatan miring, lipatan menggantung, lipatan rebah, lipatan yang berubah yang menjadi sesar sungkup dan lain-lainnya. Contoh jalur pegunungan lipatan antara lain :
a) Pegunungan Sirkum Mediterania
b) Pegunungan sirkum Pasifik
c) Jalur pegunungan lipatan Busur Australia (Busur Irian)

 (2) Tektonisme Patahan
Morfologi patahan adalah bentukkan-bentukkan alam di permukaan bumi sebagai akibat adanay proses pematahan pada lapisan-lapisan batuan pembentuk kulit bumi (litosfera). Dilihat dari datangnya arah tekanan yang bekerja pada lapisan-lapisan batuan, patahan dapat dibedakan atas :
a)      Patahan atau sesar akibat dua buah tekana yang arahnya horizontal yang saling menjauh.
Karena tenaga tarikan yang arahnya mendatar dan saling menjauh satu sama lain, maka pada bagian tengan blok batuan terjadi retakan-retakan. Apabila tekana tersebut terus bekerja hingga pada bagian yang retak tersebut timbul celah yang cukup besar, akibatnya salah satu bongkah batuan tersebut akan merosot menyerupai sebuah lembah
b)      Patahan (sesar) sebagai akibat tekanan yang arahnya vertikal.
Adakalanya tenaga endogenik yang bekerja pada lapisan batuan pembentuk muka bumi ini memiliki arah vertikal. Bagian kulit bumi yang terkena tekanan ini akan membumbung disertai dengan retakan-retakan. Karena gaya berat (gravitasi) maka salah satu bongkah batuan akan mengalami pemerosotan dan pembentukkan lembah patahan atau graben, sedangkan bagian lainnya membentuk puncak patahan
c)      Patahan (sesar) sebagai akibat 2 buah tekanan yang arahnya vertikal.
Apabila pada sebuah blok batuan bekerja dua buah tekanan yang arahnya mendatar dan berlawanan arah sehingga mengalami pergeseran satu bongkah batuan, maka akan terjadi bentukan muka bumi berupa sesar mendatar.
c.       Gempa
Gempa adalah getaran yang dirasakan di permukaan bumi yang berasal dari dalam lapisan bumi. Pusat gempa di dalam bumi disebut Hiposentrum sedangkan pusat gempa di permukaan bumi tepat di atas hiposentrum disebut Episentrum. Gempa dapat digolongkan menjadi bermacam-macam, yaitu menurut terjadinya, menurut dalamnya hiposentrum dan menurut Intensitasnya. Menurut terjadinya gempa dapat dibagi tiga yaitu :
1)      Gempa Tektonik, adalah gempa yang disebabkan oleh adanya dislokasi atau pergeseran lapisan batuan yang panjang di Bumi.
2)      Gempa Vulkanik adalah gempa yang terjadi karena letusan gunung berapi
3)      Gempa Runtuhan (guguran) adalah gempa yang di sebakan dengan runtuhnya tanah atau dinding gua. Gempa ini biasanya terjadi pada daerah pertambangan.
Berdasarkan letak episentrumnya, gempa dapat dibedakan menjadi gempa daratan (episentrum terletak di darat) dan gempa lautan (episentrum terletak di laut). Seismograf merupakan alat pencatat getaran gempa. Ada dua macam seismograf yaitu seismograf Horizontal dan Seismograf Vertikal. Seismograf Horozontal adalah seismograf yang mencatat getaran gelombang seismic dengan arah mendatar. Seismograf Vertikal adalah seismograf yang mencatat getaran gelombang seismic dengan arah tegak (vertikal). Skala Richter lebih dikenal secara umum untuk menentukan kekuatan suatu gempa.
2) Proses Eksogenik
Tenaga geologi lainnya yang mengakibatkan bentukan-bentukaan alam di permukaam bumi adalah proses eksogenik (tenaga asal luar permukaan bumi). Secara umum proses eksogenik ini dapat dikelompokkan menjadi :
a.      Pelapukan
Pelapukan adalah proses penghancuran massa bantuan baik secara fisika, kimiawi dan biologis. Dilihat dari prosesnya pelapukkan di kelompokkan atas :
1.      Pelapukan mekanik yaitu suatu proses pelapukan batuan tanpa mengubah struktur kimiawi batuan tersebut, tetapi merupakan penghancuran bongkah bagian-bagian yang lebih kecil
2.      Pembekuan air menjadi kristal-kristal es pada celah batuan
3.      Pelapukan biologis adalah proses pelapukan akibat kegiatan organisme atau makhluk hidup.
4.      Pelapukan kimiawi atau dekomposisi adalah proses pelapukan massa batuan disertai perubahan struktur kimiawi batuan yang terlapukan
b.      Erosi
Erosi adalah suatu proses pelepasan dan pemindahan massa batuan (termasuk tanah) secara alamiah dari suatu tempat ke tempat lainnya oleh zat pengangkut yang bergerak dipermukaan bumi. Dari pengertian itu ada tiga proses utama dalam erosi yaitu :
1)              Pelepasan massa batuan atau tanah dari induknya sering disebut dengan pengikisan
2)              Proses pengangkutan massa batuan atau tanah hasil pengikisan di suatu tempat disebut pengendapan atau sedimentasi
Berdasarkan kecapatan proses erosi dibedakan atas erosi geologi dan erosi yang dipercepat (erosi tanah). Erosi geologi adalah suatu bentuk erosi dimana proses penghancuran tanah relatif seimbang dengan proses pembentukkannya. Berdasarkan zat pelarutnya, erosi dapat dibagi menjadi :
1)       Erosi Air
Pelaku proses pengikisan dalam hal ini adalah air yang mengalir, baik di dalam tanah (ir tanah), di sungai-sungai, ataupun air yang mengalir dipermukaan tanah setelah terjadi hujan. Erosi air terbagi atas :
a)      Erosi Percikan
Erosi percikan yaitu proses pengikisan tanah yang terjadi akibat percikan air hujan yang membentuk tanah.
b)      Erosi Lembar
Pada erosi ini lapisan tanah yang paling atas hilang terkikis, sehingga kesuburan tanah di daerah ini sangat berkurang
c)      Erosi Alur
Ciri-ciri yang diamati sebagai tanda terjadinya proses erosi alur antara lain : pengikisan yang membentuk alur-alur yang amat jelas serta bentuk alur relatif lurus di daerah-daerah berlereng dan berkelok-kelok
d)     Erosi Parit
Tingkat erosi yang paling tinggi yang disebabkan oleh air adalah erosi parit. Ciri-cirinya adalah pada lereng-lereng yang terkena proses ini akan terbentuk parit-parit yang cukup dalam yang berbentuk seperti huruf U atau V
2)      Erosi angin
Proses pengikisan batuan atau tanah oleh angin disebut deflasi. Erosi angin terjadi di daerah-daerah Gurun. Angin kencang yang banyak mengandung kerikil dan pasir, jika melintas bongkahan-bongkahan batuan tersebut seolah-olah digosok dan dipoles oleh kerikil dan pasir yang terkandung dalam angina, sehingga sedikit demi sedikit batuan tersebut terkikis.
3)      Erosi Gletsyer
Erosi Gletser disebut erosi glacial. Gletsyer adalah massa es yang bergerak. Gletsyet terdapat di daerah kutub-kutub dan pegunungan tinggi yang puncaknya selalu tertutup es seperti pegunungan Himalaya dan Alpina
4)      Erosi Oleh Air Laut
Proses erosi terjadi karena gelombang dan arus laut dinamakan abrasi atau erosi air laut. Energi gelombang laut yang bergerak kea rah pantai, maupun mengikis bahkan memecahkan batu-batu karang yang ada di pantai
5)      Masswasting
Masswasting adalah pemindahan massa batuan atau tanah berat. Proses terjadinya masswasting hamper sama dengan proses erosi, yaitu melalui tahap pelepasan masa batuan atau tanah dari batuan induknya, pemindahan batuan yang terkikis, dan pengendapan batuan tersebut di suatu tempat (sedimentasi)


B.     Fenomena Manusia (Lingkungan Sosial)
Manusia merupakan pusat perhatian utama dalam geografi dalam arti segala aktivitas manusia itu turut mengubah bentuk permukaan Bumi melalui pemilihan tempat tinggal dan pembangunan struktur pada permukaannya. Yang Harus di pahami dari keadaan manusia di Bumi dari segi populasi keanekaragaman budaya dalam hal karakteristiknya, penyebarannya dan perpindahannya. Begitu pula tentang hal yang menyangkut pola-pola dan jaringan kerja dalam hal ketergantungan ekonomi di permukaan Bumi. Pengetahuan lainnya yang harus anda pahami adalah dalam hal tempat tinggal manusia menyangkut berbagai proses, pola, dan fungsinya. Sedangkan hal lainnya adalah bagaimana kerjasama atau tantangan antara berbagai kekuatan yang terjadi di antara mereka dimasa lalu, masa kini, dan kemungkinan di masa depan. Berbagai pembagian adalah beberapa region di permukaan Bumi dimana kelompok manusia menguasainya untuk alasan politik (wilayah kekuasaan), administrasi, ekonomi, dan bahkan atas dasar agama. Setiap region ini biasanya memiliki sebuah wilayah, nama, dan perbatasan.
Beberapa peristiwa pada waktu yang lalu telah menggambarkan pembagian wilayah dan manusia menempatinya seperti dua perang dunia, perang regional (perang Arab Israel), perang sipil di Amerika Serikat dan lainnya merupakan perasaan dan kehendak manusia untuk memegangteguh hak untuk membagi permukaan Bumi atas dasar cara pandang nilai yang mereka pegang teguh.





Daftar Pustaka
Samlawi, Fakih dan Bunyamin Maftuh. 1999. Konsep Dasar IPS. Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
http://maskapache.wordpress.com/2010/08/24/tektonisme-vulkanisme-dan-seisme-gempa/ (diakses 7 maret 2012)

Perkembangan Intelektual (PBPD)



Perkembangan Intelektual

A.    Hakikat Perkembangan Intelektual
Beberapa definisi intelektual menurut para ahli, diantaranya :
1.      Pengertian intelektual menurut Cattel (dalam Clark, 1983) adalah kombinasi sifat-sifat manusia yang terlihat dalam kemampuan memahami hubungan yang lebih kompleks, semua proses berfikir abstrak, menyesuaikan diri dalam pemecahan masalah dan kemampuan memperoleh kemampuan baru.
2.      William Sterm ( dalam Sunarto, 1994) menmgemukakan intelektual merupakan kesanggupan untuk menyesuaikan diri kepada kebutuhan-kebutuhan –kebutuhan baru dengan menggunakan alat berfikir sesuai dengan tujuannya.
3.      Intelektual merupakan suatu kumpulan kemampuan seseorang untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan mengamalkannya dalam hubungannya dengan lingkungan dan masalah-masalah yang timbul (Gunarsa, 1991).
4.      David Wechsler (dalam Saifuddin Azwar, 1996) mendefinisikan intelektual sebagai kumpulan atau totalitas kemampuan seseorang untuk bertindak dengan tujuan tertentu, berpikir secara rasional, serta menghadapi lingkungan secara efektif.
Jadi, intelektual adalah kemampuan untuk memperoleh berbagai informasi berfikir abstrak, menalar, serta bertindak secara efisien dan efektif. Intelektual merupakan kemampuan yang dibawa individu sejak lahir. Intelektual akan berkembang bila lingkungan memungkinkan dan kesempatan tersedia.
B.     Tahap-tahap Perkembangan Intelektual
Para ahli psikologi pendidikan banyak yang telah melakukan penelitian tentang perkembangan intelektual atau perkembangan kognitif atau perkembangan mental anak. Salah satu hasil penelitian yang terkenal adalah hasil penelitian Jean Piaget. Piaget adalah ahli ilmu jiwa anak dari Swiss. Tingkat perkembangan intelektual anak oleh Piaget dibedakan atas 4 periode, yaitunya:
a.       Periode Sensori-motor (0 – tahun).
Sifat-sifat yang tampak pada anak adalah stimulus sound, anak berinteraksi dengan stimulus dari luar. Lingkungan dan waktu terbatas, kemudian berkembang sampai dapat berimajinasi. Konsep tentang benda berkembang, mengembangkan tingkah laku baru, kmampuan untuk meniru. Ada usaha untuk berpikir. Perubahan yang terlihat antara lain, gerakan tubuhnya merupakan aksi refleks, merupakan eksperimen dengan lingkungannya.
b.      Periode raoperasional ( – 7 tahun)
Sifat-sifat anak adalah, belum sanggup melakukan operasi mental, belum dapat membedakan antara permainan dengan kenyataan, atau belum dapat mengembangkan struktur rasional yang cukup, masa transisi antara struktur sensori motor ke berpikir operasional. Perubahan yang terlihat pada anak adalah, sifat egosentris baru akan berkembang apabila anak banyak berinteraksi sosial, konsep tentang ruang dan waktu mulai bertambah, bahasa mulai dikuasai.
c.       Periode Operasional Konkret (7 – 12 tahun).
Sifat-sifat anak, dapat berpikir konkret karena daya otak terbatas pada objek melalui pengamatan langsung, dapat mengembangkan operasi mental seperti menambah dan mengurang, mulai mengembangkan struktur kognitif berupa ide atau konsep, melakukan operasi logika dengan pola berpikir masih konkret. Perubahan yang terlihat pada anak: tidak egosentri lagi, berpikir tentang objek yang berhubungn dengan berat, warna, dan susunan, melakukan aktivitas yang berhubungan dengan objek, membuat keputusan logis.
d.      Periode Operasional Formal (12 tahun ke atas).
Sifat-sifat anak yaitu memiliki pola berpikir sistematis meliputi proses yang kompleks, pola berpikir abstrak dengan menggunakan logika matematika, pengertian tentang konsep waktu dan ruang telah meningkat secara signifikan. Perubahan yang terlihat: anak telah mengerti tentang pengertian tak terbatas, alam raya dan angkasa luar.
Tahapan perkembangan intelektual anak selalu mengikuti urutan tahap-tahap tersebut, mulai dari sensori motor, praoperasional, operasional konkret, kemudian operasional formal. Irama perkembangan tiap tahap untuk tiap anak berbeda-beda satu sama lain. Berdasarkan perkembangan intelektual inilah kemudian umur anak sekolah ditetapkan. Misalnya, anak masuk TK minimal umur 4 tahun, anak masuk SD minimal 6 tahun.
C.     Faktor-faktor yang mempengaruhi intelegensi
Menurut Ngalim Purwanto (1986) faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan intelektual yaitu sebagai berikut :
1)      Faktor Pembawaan (Genetik)
Pembawaan ditentukan oleh sifat dan cirri yang dibawa sejak lahir. Banyak teori dan hasil penelitian menyatakan bahwa kapasitas intelegensi dipengaruhi oleh gen orang tua. Namun, yang cenderung mempengaruhi tinggi atau rendahnya tingkat kecerdasan anak tergantung factor gen mana (ayah atau ibu) yang dominant mempengaruhinya pada saat terjadinya “konsepsi” individu. Teori konvergensi mengemukakan bahwa anak yang lahir telah mempunyai potensi bawaan, tetapi potensi tersebut tidak dapat berkembang dengan baik tanpa mendapat pendidikan dan latihan atau sentuhan dari lingkungan.
2)      Faktor Gizi
Kuat atau lemahnya fungsi intelektual juga ditentukan oleh gizi yang memberikan energi / tenaga bagi anak sehingga dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Kebutuhan akan makanan bernilai gizi tinggi (gizi berimbang) terutama yang besar pengaruhnya pada perkembangan intelegensi ialah pada fase prenatal (anak dalam kandungan) hingga usia balita, sedangkan usia diatas lima tahun pengaruhnya tidak signifikan lagi.
3)      Faktor Kematangan
Piaget (seorang psikolog dari Swiss) membuat empat tahapan kematangan dalam perkembangan intelektual, yaitu :
·         Periode sensori motorik (0-2 tahun)
·         Periode pra operasional (2-7 tahun)
·         Periode operasional konkrit (7-11 tahun)
·         Periode operasional formal (11-16 tahun)
Hal tersebut membuktikan bahwa semakin bertambah usia seseorang, intelektualnya makin berfungsi dengan sempurna. Ini berarti faktor kematangan mempengaruhi struktur intelektual, sehingga menimbulkan perubahan-perubahan kualitatif dari fungsi intelektual. Yaitu kemampuan menganalisis (memecahkan suatu permasalahan yang rumit) dengan baik.
4)      Faktor Pembentukan
Pendidikan dan latihan yang bersifat kognitif dapat memberikan sumbangan terhadap fungsi intelektual seseorang. Misalnya, orang tua yang menyediakan fasilitas sarana seperti bahan bacaan majalah anak-anak dan sarana bermain yang memadai, semua ini dapat membentuk anak menjadi meningkatkan fungsi dan kualitas pikirannya, pada gilirannya situasi ini akan meningkatkan perkembangan intelegensi anak dibanding anak seusianya.
5)      Kebebasan Psikologis
Kebebasan psikologis perlu dikembangkan pada anak agar intelektualnya berkembang dengan baik. Anak yang memiliki kebebasan untuk berpendapat, tanpa disertai perasaan takut atau cemas dapat merangsang berkembangnya kreativitas dan pola pikir. Mereka bebas memilih cara (metode) tertentu dalam memecahkan persoalan. Hal ini mempunyai sumbangan yang berarti dalam perkembangan intelektual.
Andi Mappiare (1982) mengemukakan tiga faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan intelegensi remaja, yaitu :
ü  Bertambahnya informasi yang disimpan (dalam otak) seseorang sehingga ia mampu berfikir selektif.
ü  Banyaknya pengalaman dan latihan-latihan memecahkan masalah sehingga seseorang dapat berfikir proporsional.
ü  Adanya kebebasan berpikir, menimbulkan keberanian seseorang dalam menyusun hipotesis yang radikal dan menunjang keberanian anak memecahkan masalah dan menarik kesimpulan yang baru dan benar.
6)      Faktor Minat dan pembawaan yang khas.
Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupkan dorongan bagi perbuatan itu.






Daftar Pustaka
Khairanis dan Darnis Arief. 2000. Perkembangan dan Belajar Peserta Didik. Padang: FIP UNP